Senin, 18 September 2017

Membaca yang Menghibur

Beberapa hari ini saya sudah resmi menjadi anggota klub wattpad. Demi....?
Demi membaca cerita-cerita romantis nan  membuai itu ^_^, beberapa di antara karya tulis itu memang dibuat "private", mungkin untuk meningkatkan follower mereka di dunia per "wattpad" an, maka tanpa berat hati lah saya meng"install" aplikasi tsb dan join. 

By the way, beberapa tulisan memang dibuat sangat total yang seakan-akan membawa pembacanya seperti langsung berada dalam situasi tersebut. Well, dari sini saya berpendapat bahwa the real penulis itu memang manusia cerdas di atas rata-rata. Teringat jaman sekolah dulu sempat menghabiskan satu buku cerita Harry Potter and The Goblet of Fire yang hampir setebal alkitab dalam satu minggu saja. Yaa, membaca karya tersebut sangat terasa ringan sampai tidak terasa waktu sudah berjam-jam dihabiskan.

Kembali ke wattpad, saya sedang gak sabaran menunggu updatenya RatuCungpret yang judulnya Resign!!! Cerita ini sama sekali gak receh tapi juga gak berat, dan yang pasti rasa dalam membaca cerita ini seperti rasa ketika membaca kisah Harry Potter dahulu, ringan dan menghibur ^_^. 

Okay, menurut saya tingkat kecerdasan penulis itu memang berbanding lurus dengan pencapaian yang dia raih melalui karyanya (follower-nya banyak dan angka pengunjungnya juga tinggi). Ada beberapa tulisan juga yang saya lewati karena ceritanya terlalu gampang ditebak atau tidak sesuai lagi dengan umur saya sekarang (baca kisah cinta anak sekolah udah gak menarik lagi lah yauuu -_-). Karena itu ketika menunggu update- an dari sang penulis yang walaupun cuma satu minggu, bisa terasa lebih lama dari itu.

Sering dalam keadaan seperti ini saya bertanya pada diri sendiri, "kenapa sih semangat yang berapi-api ini ga muncul ketika membaca buku-buku motivasi, pengetahuan atau alkitab?", jadi merasa bersalah :(.

Tetap membaca ya, tetap harus seimbang ya... menghibur jiwa perlu, tapi membangun jiwa lebih penting lagi.

Senin, 04 September 2017

Terbakar Sampai Berubah Tidak Cukup Hanya Sekali Peristiwa

Pernah gak merasakan sebuah perasaan atau dorongan yang menggebu-gebu setelah mendengarkan khotbah atau seminar motivasi? Saya sering sekali :). Contohnya ketika mendengar khotbah di gereja pada minggu kemarin.

Sebenarnya, saya pribadi lebih banyak terbakar bukan hanya pada kata-kata yang disampaikan, tapi ketika melihat sang pembicara yang kelihatan begitu mengoptimalkan hidupnya. Yaa siapapun dia, apakah dia pendeta atau seorang trainer atau siapapun, bagi saya pasti ada perbedaan yang sangat terasa dalam penyampaian mereka, ketika mereka itu benar-benar belajar dan berusaha dalam kehidupannya dibandingkan dengan orang lain yang hanya sekedar mempelajari satu topik dan menyusunnya karena kebutuhan untuk berbicara di depan umum.

Mungkin ini yang sering dikatakan orang, bahwa hasil itu tidak akan mengkhianati usaha. Orang yang benar-benar "optimal" (ada proses belajar yang menerus sehingga mengalami pertumbuhan jiwa dan rohani serta mempengaruhi sekitarnya) dalam hidupnya, maka ketika dia berbicara pastinya akan memberikan pengaruh kepada pendengarnya.

Karakter bisa dikatakan salah satu hasil dari proses belajar tersebut, mengingat dalam khotbah kemarin dalam Matius 25:14, menitik beratkan bukan pada hasil yang dikerjakan mereka yang punya talenta, tapi pada tanggungjawab. Sehingga pada akhirnya, manusia diingatkan kembali, bahwa dalam kehidupan, hal terpenting bukan hanya pada hasil tapi pada proses.

Hasil itu mengekspresikan kualitas diri, mewakili orientasi hidup. Dalam aplikasi di kehidupan, pertanyaannya adalah ketika orang lain melihat saya, apakah pendapat mereka tentang saya. Seperti ketika melihat seorang tukang, kita dapat menarik kesimpulan dari proses dan hasil pekerjaannya. Seperti ketika saya melihat pendeta yang kemarin berkhotbah, walaupun tidak kenal hidupnya, tapi ada kesimpulan singkat tentang dia dari apa yang dia sampaikan.

Kembali ke motivasi untuk perubahan, dalam perjalanan kehidupan saya, perubahan itu tidak cukup hanya dengan sekali mendengarkan khotbah atau motivasi yang hebat. Beberapa kali saya begitu terkesima ketika mendengarkan, namun beberapa waktu setelahnya hidup kembali sama seperti sebelumnya. Tidak ada yang salah dengan mendengarkan sesuatu yang menginspirasi, dan saya tahu bahwa diperlukan kedisiplinan yang lebih daripada biasanya untuk bisa sampai ke tahap perubahan. Karena saya tahu bahwa mereka yang sudah dan sedang melalui perjalanan hebat dapat berhasil karena kedisiplinan diri sendiri.

Saya mau merasakan sebuah perjalanan hidup yang luar biasa, bukan untuk diperlihatkan atau diperdengarkan kepada orang lain, tapi untuk sebuah kepuasan dalam hidup bahwa saya tidak menyia-nyiakan hidup, tidak menyia-nyiakan pengorbanan Tuhan saya.

*Mari kumpulkan niat yang besar untuk belajar lagi*

Senin, 07 Agustus 2017

Ujicoba Masak Udang Saos Campur Tahu

Hari sabtu kemarin, setelah perjalanan panjang dari rumah saudara di kebun jeruk, saya mampir ke warung sayur langganan baru untuk belanja lauk buat persediaan selama seminggu kedepan. Karena waktu saya belanja sudah siang (jam 9 pagi), alhasil hampir semua lauk sudah terjual, yang tersisa hanyalah ikan kembung dan udang segar. Langsung saja ikan dan udang itu saya borong :).

Karena waktu tidur malam saya sebelumnya kurang, maka begitu sampai di rumah, saya hanya membersihkan ikan dan udang tadi untuk dimasukan ke dalam kulkas sembari merendam pakaian kotor untuk dicuci. Dilanjutkan dengan membeli 2 galon air di warung tetangga. Begitu selesai lantas saya berleha-leha di atas kasur sambil menghidupkan TV dan bermain HP, hahaha untuk kegiatan yang 1 ini memang saya juga merasa tidak efektif, karena yang pasti TV itu tidak saya tonton dan hanya menambah beban listrik (ini bukan kampanye, jadi jangan dicontoh).

Akhir pekan memang selalu menjadi idola, selain waktu bangun pagi yang tidak diburu-buru, juga adanya waktu untuk tidur siang yang lumayan lama. Ah, siapa yang tidak suka libur akhir pekan? Saking asyiknya saya baru terbangun ketika ada dering telepon dari suami saya. Karena waktu itu sudah lewat jam makan siang dan perut saya yang juga belum merasa lapar, saya tetap mendekam di atas kasur sambil bermalasan. Tapi tidak lama kemudian saya mendengar suara penjual tahu yang lewat di depan rumah, untuk yang 1 ini saya harus berlari ke luar rumah. 

Tahu lembut dan wangi

Saya aslinya penggemar berat tahu bapak yang biasanya lewat sore-sore di depan rumah, tapi sayang sekali berhubung waktu yang tidak pas jarang sekali saya bisa menikmati tahu bapak tersebut, makanya senang banget waktu dengar suara bapak penjualnya lewat di depan rumah. Tahunya lembut, tidak membal, wangi dan manis khas kedelai, karena itu saya langsung borong sebanyak 1 kotak makan ^_^. Oh ya, karena tahu ini begitu lembut, maka untuk penanganannya pun perlu hati-hati, kalau tidak mau tahu ini jadi hancur lebur.

Berhubung saya punya stok udang di kulkas, maka teringatlah saya mengenai masakan udang saos campur tahu dadu goreng, untuk itu saya lantas menyiapkan bumbu setahu saya, sangat menyenangkan. 
Tadaaa, ini hasilnya

Untuk bisa memasak dengan baik itu memang perlu praktek yang terus menerus, karena saya baru dalam hal ini, udang saos campur tahu saya menjadi kurang pas menurut tingkat kepuasan saya :). Urutan memasukan bahan makanan yang salah memang bisa mempengaruhi tekstur dan rasa makanan, ah jadi ingat iklan mie instan tentang urutan menghidangkan mie itu. Yup, tadinya saya berpikir bahwa sepanjang semua bahan yang diperlukan ada, maka jika terbalik 1 urutan proses, maka tidak akan mempengaruhi rasa masakan, ternyata saya salah, belajar lagi ^_^.

Well, walaupun masih harus belajar lagi tapi saya cukup puas dengan hasil masakan pada siang itu. Ditemani dengan capcay ala Mega, maka setengah piring sayur dan udang tahu habis untuk saya sendiri siang itu :).

Okay, prinsip saya, hidup itu tidak boleh pasrah, dan salah satu perwujudannya adalah lewat makanan. Walaupun bahan baku yang ada di kulkas terbatas dan sederhana, bukan berarti dapat dimasak asal-asalan saja. Buat saya, meskipun baru belajar memasak, saya pun harus berjuang untuk menghidangkan masakan yang baik buat diri sendiri. Bahkan jika itu pun hanya mie instan, maka ketika memasaknya tidak bisa sesederhana mendidihkan air dan memasukan mie serta bumbunya, mie instan juga punya hak untuk dimasak lebih baik ^_^, kalau ada sayur ya dicampur, kalau ada telur ya ditambahkan, seperti itu.

Katanya perjuangan hidup itu dilatih dari hal-hal kecil, karena itu jika manusia gampang sekali menyerah dan hanya bisa pasrah tanpa mencoba hal terbaiknya, maka bagaimana dia menjalani kehidupannya yang lain.

Semangat, belajar masak lagi, yess